Minggu, 28 September 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Hilman Metareum Ucapkan Selamat untuk Mardiono usai Terpilih jadi Ketum PPP

Hilman Metareum Ucapkan Selamat untuk Mardiono usai Terpilih jadi Ketum PPP

Minggu, 28 September 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Hilman Metareum Ucapkan Selamat untuk Mardiono usai Terpilih jadi Ketum PPP. Foto: for Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Anak dari mendiang mantan Ketua Umum PPP era 1990-an, Ismail Hasan Metareum, yakni Hilman Ismail Metareum (HIM), ikut menanggapi hasil Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025). 

Dalam forum yang sempat diwarnai kericuhan itu, PPP akhirnya menetapkan Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum periode 2025-2030 melalui mekanisme aklamasi.

“Teman-teman media yang saya hormati, pertama-tama saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi dalam Muktamar X yang baru saja kami ketuk palunya,” kata pimpinan sidang, Amir Usmara, disambut riuh muktamirin.

Hilman yang juga Ketua OKK Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI) menyebut keputusan aklamasi itu sah dan konstitusional. 

Menurutnya, langkah cepat Steering Committee (SC) yang dipimpin Amir Usmara untuk mengetuk palu setelah mayoritas 30 DPW menyepakati nama Mardiono adalah bentuk kedewasaan politik PPP.

“Keabsahan terpilihnya Pak Mar tak perlu diragukan. Itu jalan aklamasi yang ditempuh dengan restu muktamirin. Kini saatnya semua kader kembali menatap ke depan, bukan menoleh ke belakang,” ujar Hilman, Sabtu malam.

Hilman menaruh harapan besar pada kepemimpinan Mardiono. 

Ia menilai sosok yang akrab disapa “Pak Mar” itu bukan hanya organisatoris ulung, tetapi juga punya watak membumi.

“Pak Mar tidak pernah menjaga jarak kepada siapapun. Beliau selalu menyapa kader, baik dari tingkat ranting hingga pusat, tanpa melihat jabatan di partai. Itu modal penting untuk merajut kembali kebersamaan,” kata Hilman.

Hilman berharap, di tangan Mardiono, PPP bisa keluar dari bayang-bayang keterpurukan elektoral pada Pemilu sebelumnya. 

“Kader harus diberi ruang, generasi muda PPP mesti ditarik ke gelanggang, dan langkah politik selanjutnya harus lebih terarah pada isu kebangsaan yang menyentuh rakyat,” ujarnya.

Ucapan selamat Hilman tak lepas dari ingatan kolektif sejarah PPP ketika dipimpin ayahnya, Ismail Hasan Metareum, yang akrab disapa Buya Hasan. 

Pada Pemilu 1997, di bawah kepemimpinannya, PPP mencatat perolehan suara signifikan meski berada dalam tekanan rezim Orde Baru.

Buya Hasan dikenal sebagai figur yang piawai merawat persatuan partai berbasis Islam itu. 

Sikap moderatnya berhasil menjaga PPP sebagai “rumah besar” umat, yang menjadi penopang demokrasi menjelang reformasi.

Kini, Hilman menyebut tongkat estafet kepemimpinan kembali berada di pundak Mardiono. 

“Pak Mar harus mampu menghidupkan kembali semangat masa jaya PPP seperti era Buya Hasan, ketika PPP menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan dan tidak tercerai-berai,” katanya.

Muktamar X PPP di Ancol memang sempat ricuh. Teriakan, keributan, bahkan lempar kursi sempat mewarnai jalannya sidang. 

Namun, di tengah turbulensi itu, Mardiono justru melenggang mulus ditetapkan sebagai Ketua Umum lewat aklamasi.

Keputusan cepat Amir Usmara untuk mengesahkan aklamasi dianggap sebagai jalan keluar dari kebuntuan. 

“Setelah saya bacakan tata tertib sesuai AD/ART, saya langsung meminta kesepakatan. Hampir seluruh peserta setuju, dan saya ketuk palu,” kata Amir.

Dengan terpilihnya Mardiono, Hilman menegaskan bahwa PPP memiliki peluang besar untuk menata ulang barisan, mengembalikan khittah perjuangan, serta menjadi jembatan aspirasi umat.

“PPP harus kembali menjadi partai pemersatu, bukan sekadar pelengkap. Sejarah sudah membuktikan, dan rakyat menunggu PPP untuk bangkit,” tutup Hilman.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
bpka - maulid