Sabtu, 01 November 2025
Beranda / Pemerintahan / Satu Tahun Kinerja Menekraf Teuku Riefky Harsya: Program Kreatif Berbuah Positif

Satu Tahun Kinerja Menekraf Teuku Riefky Harsya: Program Kreatif Berbuah Positif

Jum`at, 31 Oktober 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Teuku Riefky Harsya Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI. Foto: Kolase Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Redaksi Dialeksis merangkum hasil pemantauan berbagai media untuk mengevaluasi kinerja Teuku Riefky Harsya selama menjabat Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI sejak 21 Oktober 2024 hingga 31 Oktober 2025. Metode melakukan tabulasi data dari berbagai media dan sosial media selama rentang waktu satu tahun. Selanjutnya di cermati dan di analisis oleh redaksi Dialeksis untuk kemudian disajikan dalam bentuk informasi berita kepada pembaca setia Dialekers.

Dalam periode satu tahun ini, Teuku Riefky yang dilantik di bawah Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto langsung menyatakan kesiapannya melanjutkan program-program unggulan pendahulunya, Sandiaga Uno, demi menjadikan Kemenekraf sebagai kebanggaan bersama.

Ia juga berfokus memastikan ekonomi kreatif menjadi tulang punggung perekonomian sesuai arahan Presiden Prabowo. Langkah awal Menekraf Riefky di 100 hari pertama diisi dengan koordinasi internal untuk menyusun strategi sesuai amanah Presiden, termasuk penyesuaian akibat pemisahan Kemenparekraf menjadi Kemenekraf dan Kementerian Pariwisata.

Pada Jumpa Pers Akhir Tahun 2024, Menekraf memaparkan rencana kerja 2025 dalam empat klaster besar penjabarannya pertama penyusunan desain besar ekraf, kedua konsolidasi internal, ketiga program penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kapasitas pelaku, serta keempat ekraf sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru.

Pendekatan ini menekankan integrasi ekosistem, data-driven policy, reformasi birokrasi, hingga perlindungan Kekayaan Intelektual (KI) dan pembangunan infrastruktur daya saingfondasi penting agar ekonomi kreatif tumbuh kuat dan menyebar ke seluruh daerah.

Sebagai putra daerah Aceh, Teuku Riefky menunjukkan perhatian besar pada pengembangan ekraf di daerah. Dalam kunjungan kerja perdananya ke Aceh Besar November 2024, ia mengaku terharu dapat memulai tugas menterinya dari tanah kelahirannya.

Ia mendorong pemerintah daerah membentuk Dinas Ekonomi Kreatif agar pembinaan pelaku ekraf di tingkat lokal lebih terstruktur. “Sebaiknya punya dinas khusus yakni Dinas Ekraf,” ujarnya, seraya menekankan dinas ini akan membantu membuka lapangan kerja dan menambah pendapatan masyarakat hingga ke pelosok daerah.

Dirinya berharap kepala daerah hasil Pilkada 2024 memasukkan program pendampingan ekonomi kreatif dalam visi - misi mereka, sehingga ekraf daerah terus didampingi dan berkelanjutan. Potensi ekonomi kreatif di berbagai pelosok, termasuk Aceh, dinilainya sangat besar dari fesyen, kuliner, kriya hingga desain grafis dan bisa menjadi tulang punggung ekonomi nasional meski pelakunya tidak berada di kota besar.

Melalui acara seperti Serambi Ekraf Awards, Menekraf mengapresiasi kreativitas lokal yang terbukti mampu melahirkan karya berdampak luas. “Ekonomi kreatif tumbuh pesat di tengah perlambatan ekonomi global dan terbukti menjadi mesin baru pertumbuhan nasional,” ungkap Teuku Riefky, seraya menyebut Aceh punya modal SDM tinggi untuk menggerakkan ekonomi berbasis kreativitas.

Sejumlah program nyata dan inovatif telah dijalankan Teuku Riefky sepanjang tahun pertamanya, berfokus pada penguatan pelaku ekraf di berbagai lini. Program-program unggulan tersebut antara lain:

  • Pendanaan Syariah ICEFF 2025 Kemenekraf menghadirkan Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF) 2025 sebagai ajang bootcamp, pendampingan, dan pitching bagi pelaku ekraf untuk memperoleh akses pembiayaan berbasis syariah. Program ini dilaksanakan di berbagai daerah (Demak, Depok, Bandung) dan mempertemukan 50 pelaku ekraf terkurasi dengan lembaga keuangan syariah untuk investasi inklusif dan berkelanjutan. Menekraf Riefky menyebut ICEFF memberi kesempatan pegiat ekraf “naik kelas” melalui pendampingan dan pembiayaan alternatif yang mendukung usaha kreatif lokal.
  • Pelatihan dan Co-Working Gig Economy Untuk mendukung penciptaan wirausaha kreatif muda di era digital, Kemenekraf terlibat dalam Program Percepatan Ekonomi 2025 bidang gig economy. Menekraf memfasilitasi pendirian co-working space dan pelatihan keterampilan digital di sejumlah wilayah. Di Jakarta sebagai proyek percontohan (Program Perkotaan), telah disediakan platform bagi pekerja freelance kreatif dengan pelatihan komprehensif di seluruh rantai nilai: mulai dari digital content creation (Adobe/Canva, produksi musik, konten kreator, voice over), pelatihan penyusunan proposal bisnis & pitching untuk akses pembiayaan, pemasaran digital dan digital marketing untuk akses pasar, hingga kewirausahaan dasar (penyusunan model bisnis, manajemen proyek) yang dikolaborasikan lintas kementerian. Menekraf mencatat sektor ekraf sangat lekat dengan ekosistem gig economy, sehingga dukungan ini penting agar kreator muda berbasis platform digital dapat berkembang optimal.
  • Edukasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) - Menyadari pentingnya melindungi karya kreatif, Kemenekraf gencar melakukan sosialisasi dan pendampingan pendaftaran hak cipta serta HKI lainnya bagi pelaku ekraf. Sepanjang 2025, berbagai workshop, klinik konsultasi, dan kelas KI digelar, termasuk kerjasama menghadirkan booth layanan HKI dan konsultasi online. Deputi Pengembangan Strategis Kemenekraf, Cecep Rukendi, mengungkapkan baru sekitar 3 juta dari 26,47 juta pekerja ekraf yang memiliki hak cipta/paten/merek atas karya mereka. Karena itu, program edukasi ini terus digiatkan setiap tahun agar pelaku ekraf sadar HAKI dan segera mendaftarkan karya kreatifnya. Kemenekraf juga mempermudah pengurusan HKI bagi pelaku kreatif baru dengan kolaborasi lintas lembaga, agar perlindungan hukum atas karya dapat mendorong komersialisasi dan kenaikan kelas produk ekraf.
  • Pengembangan Talenta Digital dan Startup - Sektor ekonomi kreatif berbasis teknologi menjadi perhatian strategis di bawah Teuku Riefky. Kementerian Ekraf telah membentuk Deputi Bidang Teknologi dan Digital dalam struktur barunya, dengan sejumlah direktorat khusus: mulai dari Direktorat Aplikasi dan Pengembangan Gim, Direktorat Konten Digital, Direktorat Teknologi Digital Baru (membawahi ekosistem blockchain, cybersecurity, web3), hingga Direktorat Jasa TIK. Langkah ini diimbangi dorongan Menekraf agar perusahaan rintisan (startup) teknologi lokal turut mengembangkan solusi keamanan siber dan inovasi digital lainnya. “Kami percaya keamanan siber mampu melindungi inovasi dan industri kreatif nasional,” ujarnya, seraya menegaskan dukungan agar Indonesia menjadi produsen, bukan hanya pengguna, teknologi keamanan digital lewat inovasi anak bangsa. Upaya ini sejalan dengan seringnya istilah industri kreatif dan ekonomi kreatif muncul dalam visi Asta Cita Presiden (masing-masing disebut 10 kali), menandakan tingginya prioritas sektor kreatif-digital dalam agenda pemerintah.
  • Penguatan Infrastruktur dan Fasilitas Kreatif - Menekraf Riefky turut menekankan pentingnya infrastruktur ekraf sebagai fondasi tumbuh kembang industri kreatif nasional. Dalam forum International Conference on Infrastructure 2025, ia menyampaikan kolaborasi antara infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi kreatif adalah pilar strategis pembangunan nasional. Berbagai strategi diterapkan melalui program ASTA EKRAF (delapan klaster program unggulan ekraf) yang mencakup penguatan kapasitas talenta, pengembangan teknologi baru, konsolidasi ekosistem konten kreator, hingga perluasan ruang-ruang kreatif. Salah satu terobosan konkrit ialah memperluas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis kreatif seperti Nongsa Digital Park di Batam dan KEK Singhasari di Jawa Timur yang difokuskan pada subsektor animasi. Pemerintah juga mendorong pembangunan creative hub di kampus dan daerah. Contohnya, di ITS Surabaya Menekraf menjalin sinergi dengan akademisi untuk menghadirkan innovation hub GRIT ITS yang menampilkan karya-karya desain digital dan animasi buatan mahasiswa. Kolaborasi kementerian-universitas ini diharap melahirkan creative startup dari daerah dan menciptakan “mesin pertumbuhan baru” berbasis inovasi lokal.

Selain program di atas, Menekraf juga aktif menjalin kolaborasi lintas sektor. Teuku Riefky berdialog dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk tokoh seperti Mari Elka Pangestu, untuk membahas strategi menjadikan ekraf sebagai new engine of growth. Kemenekraf pun bergandengan dengan kementerian lain dalam merumuskan paket stimulus ekonomi nasional. Misalnya, pada Rapat Koordinasi di Kemenko Perekonomian September 2025, Menekraf memaparkan kontribusi ekraf dalam program akselerasi penciptaan kerja. 

Kemenekraf mengambil peran mendukung target penyerapan tenaga kerja melalui indikator kinerja di sektor ekraf yang terintegrasi dengan RPJMN nasional. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bahkan mengapresiasi dukungan Kemenekraf dalam rencana revitalisasi kawasan Glodok, Kota Tua, dan penyediaan ruang kreatif bagi pekerja kreatif di Jakarta bukti bahwa sinergi pusat-daerah dalam pembangunan ekraf kian solid.

Di penghujung tahun pertama kepemimpinannya, kinerja sektor ekonomi kreatif menunjukkan tren positif. Teuku Riefky Harsya mengungkapkan bahwa kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Nasional telah mencapai Rp1.500 triliun. Angka ini terus meningkat dan sejalan dengan makin beragamnya sub-sektor kreatif penggerak ekonomi. Sektor ekraf juga tercatat menyerap lebih dari 26,5 juta tenaga kerja di Indonesia, di mana lebih dari separuhnya adalah generasi muda melek digital.

Kinerja ekspor pun mengesankan pada semester I 2025, ekspor produk ekraf Indonesia menembus US$12,9 miliar, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Investasi di sektor ini turut tumbuh, mencapai nilai sekitar Rp90,12 triliun pada periode yang sama. Indikator-indikator ini menunjukkan ekraf kian menjadi lokomotif pertumbuhan baru. “Kami optimistis target yang ditetapkan Bappenas dalam RPJMN bisa tercapai dengan dukungan lintas kementerian,” ujar Riefky tentang tren positif tersebut.

Sebagai kementerian baru yang lahir dari pemisahan pariwisata, Kemenekraf di bawah Teuku Riefky Harsya berhasil bergerak cepat menorehkan capaian. Dukungan terhadap UMKM kreatif, startup digital, pelaku seni - budaya, hingga regulasi dan infrastruktur menunjukkan pendekatan menyeluruh. Berbagai program nyata, terukur, dan berdampak dari pendanaan syariah, edukasi HKI, hingga penciptaan ruang kreatif telah diluncurkan dengan hasil menggembirakan.

Kolaborasi luas juga terbangun, baik dengan komunitas, pemerintah daerah, akademisi, maupun swasta. Dalam satu tahun terakhir, ekonomi kreatif semakin mantap menjadi salah satu sektor andalan perekonomian nasional, sesuai harapan menjadikannya tulang punggung baru ekonomi Indonesia. Dengan fondasi yang telah diletakkan dan kinerja positif ini, publik menantikan langkah Menekraf selanjutnya untuk membawa ekonomi kreatif Indonesia melesat lebih tinggi lagi.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI