Senin, 27 Oktober 2025
Beranda / Pemerintahan / Aceh Catat Investasi Rp4,16 Triliun pada Triwulan III 202

Aceh Catat Investasi Rp4,16 Triliun pada Triwulan III 202

Senin, 27 Oktober 2025 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala DPMPTSP Aceh, Marwan Nusuf. Foto; for Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Aceh melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat realisasi investasi pada triwulan III tahun 2025 mencapai Rp4,16 triliun, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala DPMPTSP Aceh, Marwan Nusuf, mengatakan capaian tersebut mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan investor terhadap Aceh sebagai daerah tujuan investasi yang prospektif. Dari total nilai investasi itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi sebesar Rp3,98 triliun atau 95,5 persen, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi Rp185,7 miliar atau 4,5 persen.

“Lonjakan ini menjadi bukti bahwa iklim investasi di Aceh semakin kondusif. Pemerintah terus berupaya menghadirkan pelayanan perizinan yang cepat, transparan, dan berbasis digital melalui sistem OSS-RBA, agar investasi dapat direalisasikan tanpa hambatan,” ujar Marwan di Banda Aceh, Minggu (26/10).

Secara kumulatif, total investasi yang terealisasi sejak Januari hingga September 2025 mencapai Rp7,75 triliun, atau sekitar 81,5 persen dari target tahunan sebesar Rp9,5 triliun. Marwan optimistis target tersebut akan tercapai, bahkan berpotensi terlampaui pada akhir tahun.

Sektor perdagangan dan reparasi tercatat sebagai penyumbang investasi terbesar, dengan nilai Rp2,29 triliun atau 55,2 persen dari total realisasi. Disusul sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan sebesar Rp667,3 miliar (16,0 persen), pertambangan sebesar Rp401,6 miliar (9,65 persen), transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp245,5 miliar (5,9 persen), serta industri makanan sebesar Rp244,8 miliar (5,88 persen).

“Perdagangan dan pertanian masih menjadi tulang punggung ekonomi Aceh. Namun yang menggembirakan, kini mulai tumbuh minat besar dari investor di sektor hilir, seperti pengolahan hasil pertanian dan industri makanan,” jelas Marwan.

Berdasarkan wilayah, Kabupaten Aceh Tamiang menjadi daerah dengan investasi tertinggi mencapai Rp942,9 miliar, disusul Kota Lhokseumawe sebesar Rp812,9 miliar, Aceh Timur sebesar Rp684,8 miliar, Aceh Barat sebesar Rp348,6 miliar, dan Aceh Singkil sebesar Rp260,4 miliar.

Sebaran investasi yang cukup merata antara wilayah timur dan barat menunjukkan bahwa potensi ekonomi Aceh semakin dikenal luas oleh para investor.

Adapun investasi asing yang masuk pada triwulan III 2025 didominasi oleh negara-negara Asia dan Eropa. Lima besar negara asal investor asing tersebut meliputi Singapura (Rp56,7 miliar atau 29,8%), Belgia (Rp37,5 miliar atau 19,7%), Seychelles (Rp38,6 miliar atau 19,3%), Turki (Rp24,3 miliar atau 12,8%), dan Inggris (Rp8,8 miliar atau 4,6%).

“Kerja sama dengan investor dari kawasan Asia dan Eropa terus kita dorong, terutama di sektor energi, agrikultur, dan industri tekstil. Ini peluang besar untuk membuka lapangan kerja baru di Aceh,” ungkap Marwan.

Menurut Marwan, investasi pada triwulan III tahun ini juga memberikan dampak nyata terhadap perekonomian masyarakat. Total 3.504 tenaga kerja lokal terserap melalui berbagai proyek investasi, terdiri dari 3.344 orang di sektor PMDN dan 160 orang di proyek PMA.

“Seluruh tenaga kerja yang terserap adalah pekerja lokal. Artinya, investasi yang masuk tidak hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Aceh,” ujarnya.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, investasi di Aceh tumbuh positif sebesar Rp2,07 triliun, atau meningkat hampir 99 persen. Capaian ini, kata Marwan, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk kebijakan strategis Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang secara aktif mendorong promosi investasi ke luar negeri.

“Pemerintah Aceh terus menjemput peluang kerja sama dengan berbagai negara, termasuk Bangladesh, Arab Saudi, dan Tiongkok. Kami yakin, dengan dukungan kebijakan yang konsisten dan pelayanan yang cepat, Aceh akan menjadi salah satu destinasi investasi unggulan di kawasan barat Indonesia,” tutur Marwan Nusuf menutup pernyataannya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI