Jum`at, 14 November 2025
Beranda / Berita / Nasional / Prof Agussabti: Vokasi Khusus untuk Kembangkan Talenta Muda Bangsa

Prof Agussabti: Vokasi Khusus untuk Kembangkan Talenta Muda Bangsa

Kamis, 13 November 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si., IPU. [Foto: Humas USK]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si., IPU, menegaskan pentingnya perguruan tinggi membentuk jalur keilmuan khusus melalui program vokasi yang dirancang untuk mengembangkan berbagai talenta muda yang dibutuhkan bangsa.

Hal ini disampaikan Prof. Agussabti kepada Dialeksis.com saat menanggapi arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong hadirnya vokasi khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus maupun mereka yang memiliki keahlian dan kejeniusan di bidang tertentu, Kamis (13/11/2025).

“Setiap generasi muda, siapapun mereka baik yang memiliki talenta luar biasa, kejeniusan tertentu, maupun anak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pemerintah dan masyarakat wajib hadir memenuhi hak tersebut demi masa depan generasi muda dan kemajuan bangsa,” ujar Guru Besar yang dikenal rendah hati itu.

Menurut Prof. Agussabti, keberadaan “jalur talenta khusus” merupakan bentuk keberpihakan nyata terhadap prinsip keadilan dalam pendidikan. Jalur ini dapat menjadi instrumen penting bagi pemerintah dan institusi pendidikan untuk memberikan kesempatan setara bagi peserta didik yang memiliki keunikan dan potensi luar biasa di bidang tertentu.

“Masih banyak anak muda berbakat dan berkebutuhan khusus yang belum mendapatkan akses pendidikan yang adil karena sistem pendidikan kita belum sepenuhnya adaptif terhadap keragaman kemampuan. Ini harus menjadi perhatian serius para pemangku kebijakan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Prof. Agussabti menilai bahwa jika pemerintah dan institusi pendidikan abai terhadap persoalan ini, berarti mereka telah mencederai semangat konstitusi, khususnya amanat UUD 1945 serta prinsip hak asasi manusia, terutama hak ekonomi, sosial, dan budaya (ekosob) warga negara untuk memperoleh pendidikan yang setara.

Ia menambahkan, jalur vokasi khusus tidak hanya sekadar program pendidikan alternatif, tetapi juga harus diintegrasikan secara sistematis ke dalam kurikulum nasional dan perguruan tinggi. Dengan begitu, potensi keahlian dan talenta anak bangsa dapat dikembangkan secara terarah, produktif, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa depan.

“Vokasi khusus bukan hanya untuk memenuhi arah kebijakan nasional, tetapi juga menjadi wujud tanggung jawab moral dan sosial dunia pendidikan terhadap keberagaman kemampuan anak bangsa,” jelasnya.

Lebih jauh, Prof. Agussabti menekankan pentingnya modernisasi tata kelola pendidikan di lingkungan kampus, termasuk penyediaan infrastruktur, sarana pembelajaran adaptif, serta pelatihan bagi tenaga pendidik agar mampu mengelola pendidikan inklusif dengan pendekatan yang tepat.

“Transformasi USK harus mengarah pada penguatan tata kelola modern yang berbasis kebutuhan pendidikan bagi kelompok berkebutuhan khusus. Kita perlu menyiapkan akses pendidikan, fasilitas pendukung, dan kebijakan yang selaras agar cita-cita tersebut benar-benar terwujud,” ujarnya.

Menutup pandangannya, Prof. Agussabti menyerukan agar pemerintah, perguruan tinggi, dan seluruh elemen masyarakat bersinergi dalam mendukung pengembangan talenta generasi muda. Menurutnya, langkah ini bukan hanya mendukung arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga memperkuat fondasi masa depan pendidikan Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berdaya saing global.

“Pendidikan sejatinya bukan hanya tentang mencerdaskan akal, tetapi juga memanusiakan manusia. Setiap anak bangsa, dengan segala keunikan dan keterbatasannya, adalah bagian dari potensi besar yang dimiliki negeri ini. Jangan sampai ada satu pun dari mereka yang tertinggal hanya karena sistem belum siap untuk memahami keistimewaan mereka,” tutur Prof. Agussabti penuh makna.

Ia menutup dengan pesan mendalam bahwa masa depan Indonesia tidak ditentukan oleh seberapa banyak gelar yang dimiliki generasinya, melainkan oleh seberapa besar ruang yang diberikan untuk setiap anak agar tumbuh sesuai dengan bakat, minat, dan martabatnya sebagai manusia.

“Ketika kita membuka jalan bagi talenta muda tanpa kecuali, di sanalah sesungguhnya kita sedang menyiapkan peradaban yang lebih beradab,” pungkasnya. [ra]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI