Selasa, 30 September 2025
Beranda / Berita / Nasional / Padam Listrik Massal, Ustad Masrul Aidi: Aceh Selalu Jadi Kelas Dua Dimata Pusat

Padam Listrik Massal, Ustad Masrul Aidi: Aceh Selalu Jadi Kelas Dua Dimata Pusat

Selasa, 30 September 2025 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ustad Masrul Aidi, tokoh ulama muda Aceh. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemadaman listrik yang melanda hampir seluruh wilayah Aceh sejak Senin sore (29/9/2025) hingga malam hari, kembali menyulut kegelisahan publik.

Ustad Masrul Aidi, tokoh ulama muda Aceh mengatakan peristiwa ini bukan hanya soal teknis kelistrikan, melainkan cerminan betapa Aceh masih sering diperlakukan bak masyarakat kelas dua dalam rumah besar bernama Indonesia.

“Sejak sore tadi Aceh gelap gulita, listrik padam sampai malam. Pertanyaannya, apakah Presiden Prabowo sudah meminta maaf? Waktu blackout di Bali, permintaan maaf langsung keluar lewat juru bicaranya. Aceh ini bagaimana? Selalu dianggap sepele,” ujar Ustad Masrul Aidi dalam keterangan di media sosial Facebook dilansir media dialeksis.com, Selasa (30/9/2025).

Menurutnya, kekecewaan masyarakat Aceh bukan sekadar soal mati listrik. Ada luka panjang yang diwariskan sejak Republik ini berdiri.

“Sudah 80 tahun merdeka, Aceh disebut-sebut daerah modal, penyokong kemerdekaan. Tapi apa yang kita dapat? Jalan tol yang cuma seupil bertahun-tahun tidak selesai. Aturan syariat makin lama makin terbengkalai. Dana otsus yang melimpah, tapi justru lebih banyak orang Sumut yang menikmatinya,” tegasnya.

Ia mengingatkan, pembangunan yang tidak adil dan perlakuan diskriminatif akan memperdalam jurang ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah pusat.

Dalam keterangan itu, Ustad Masrul juga melontarkan sindiran satir dengan gaya khas orang Aceh.

“Engkau lah bulan, engkau lah bintang, gara-gara engkau aku banyak utang. Alah hai po... Bangai jeut ta weuk pusaka tujoh keturunan bak aneuk cuco,” ucapnya, menyitir pepatah dan pantun Aceh yang sarat makna.

Menurutnya, sindiran ini mencerminkan realitas bahwa Aceh sering kali diberi janji manis dan simbol kehormatan, namun pada praktiknya justru meninggalkan beban dan keterbelakangan bagi generasi mendatang.

Sementara itu, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Aceh mengeluarkan pernyataan resmi terkait pemadaman ini.

Manager Komunikasi & TJSL PT PLN UID Aceh, Lukman Hakim, menjelaskan bahwa gangguan terjadi akibat kegiatan penguatan sistem pada interkoneksi transmisi 150 kilovolt (kV) rute Bireuen-Arun.

“Langkah penguatan sistem ini bagian dari upaya meningkatkan keandalan pasokan listrik. Namun, memang berdampak pada terganggunya sistem kelistrikan sehingga mengakibatkan pemadaman di beberapa area,” ujar Lukman.

Ia menambahkan, ratusan personel PLN telah diterjunkan untuk mempercepat pemulihan jaringan.

“Masyarakat juga kami imbau untuk memutus aliran listrik ke alat-alat elektronik agar terhindar dari kerusakan akibat fluktuasi,” katanya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bpka - maulid