DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pasca masa pemulihan (recovery), Bank Aceh Syariah tidak hanya memprioritaskan pemulihan layanan perbankan kepada masyarakat, tetapi juga menaruh perhatian besar terhadap aset terpenting institusi, yakni sumber daya insani.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Bank Aceh Syariah, Fadhil Ilyas, yang menyebut bahwa keberlangsungan bank tidak semata diukur dari neraca keuangan, melainkan dari kualitas dan ketangguhan manusia yang menjalankannya.
Menurut Fadhil, pemulihan yang dilakukan Bank Aceh Syariah harus dipahami secara menyeluruh. Bukan hanya soal sistem, gedung, atau operasional layanan, tetapi juga memastikan kondisi psikologis, semangat, dan keberdayaan para karyawan tetap terjaga.
“Pasca recovery, bukan hanya layanan yang kita pulihkan, tapi juga memastikan bahwa aset yang paling berharga bagi kami adalah sumber daya insani,” ujar Fadhil dalam video berdurasi 1 menit yang dilansir media dialeksis.com, Sabtu, 13 Desember 2025.
Ia menekankan bahwa perbankan tidak bisa dipandang semata sebagai institusi yang berbicara tentang angka, laporan keuangan, atau neraca laba rugi. Lebih dari itu, bank adalah organisasi yang hidup dan digerakkan oleh manusia.
“Bagi saya, bank ini bukan hanya persoalan neraca saja. Persoalan manusia itu jauh lebih penting, karena aset yang paling berharga itu sendiri adalah sumber daya insani,” katanya.
Fadhil menjelaskan, tanpa kehadiran manusia, tidak akan ada bank. Seluruh sistem, teknologi, dan layanan yang ada merupakan hasil ciptaan dan kerja manusia. Oleh karena itu, menjaga dan memberdayakan karyawan menjadi fondasi utama dalam membangun bank yang sehat dan berkelanjutan.
“Tanpa adanya manusia, tidak ada bank dan tidak bisa digunakan. Secanggih apa pun itu, semuanya adalah ciptaan manusia,” tambahnya.
Atas dasar pemikiran tersebut, manajemen Bank Aceh Syariah memilih untuk turun langsung ke lapangan, menemui para karyawan di berbagai unit kerja. Langkah ini dilakukan bukan sekadar simbolis, tetapi sebagai bentuk kepedulian dan komitmen untuk tetap hadir bersama seluruh insan Bank Aceh Syariah.
“Makanya kami turun langsung ke lapangan. Kami ingin melihat, ingin berjumpa, dan ingin bertatap muka dengan seluruh karyawan. Kami ingin menyampaikan bahwa kita tetap bersama,” ujar Fadhil.
Ia menegaskan bahwa manajemen tidak akan meninggalkan para karyawan dalam menghadapi berbagai tantangan pasca recovery.
Bank Aceh Syariah, kata dia, akan terus memikirkan langkah-langkah terbaik yang harus dilakukan demi menjaga keberlangsungan institusi sekaligus kesejahteraan seluruh insan di dalamnya.
“Kami ada bersama kalian semua dan kami akan terus-menerus memikirkan apa yang harus kami lakukan dan apa yang harus kami perbuat. Tentunya ini semua demi kemaslahatan kita bersama,” pungkasnya.