DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat menegaskan komitmen jangka panjangnya untuk mendukung Indonesia dalam upaya eliminasi tuberkulosis (TBC) pada 2030. Melalui Kedutaan Besar AS di Jakarta dan U.S. Department of State, AS berpotensi menambah pendanaan hingga US$40 juta atau sekitar Rp620 miliar untuk memperkuat program kesehatan, termasuk penanggulangan TBC.
Tambahan dana ini akan melanjutkan berbagai inisiatif di bawah kerja sama USAID“Kementerian Kesehatan melalui U.S.“Indonesia Bilateral Development Cooperation Fund (BDCF) yang dikoordinasikan Bappenas. Fokusnya adalah memperluas deteksi dini, pengobatan, dan pengawasan kasus TBC di wilayah prioritas.
“Kolaborasi lintas sektor dan dukungan dari mitra global seperti Pemerintah Amerika Serikat sangat penting untuk memastikan layanan TBC di daerah semakin berkualitas,” ujar Wakil Menteri Kesehatan dr. Benjamin P. Octavianus (dr. Benny), Kamis (13/11/2025).
Sejak 2021, total komitmen USAID untuk sektor kesehatan Indonesia mencapai US$283 juta. Selain itu, masih ada sisa alokasi US$99,2 juta dari Grant Implementing Agreement yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai inisiatif kesehatan.
Pendanaan baru ini juga menjadi bagian dari transisi menuju The America First Global Health Strategy, kebijakan yang menekankan tiga pilar utama: making America safer, stronger, and more prosperous. Melalui strategi ini, AS memastikan bantuan kesehatan dialokasikan langsung ke layanan di lapangan, termasuk pengadaan obat, alat diagnostik, dan pelatihan tenaga kesehatan.
Kedutaan Besar AS kini menunggu rancangan draft perjanjian baru dari U.S. Department of State yang akan memperpanjang kerja sama bilateral hingga 2027. Namun, mereka mengantisipasi potensi keterlambatan akibat kemungkinan Federal Government Shutdown di Amerika Serikat.
Pemerintah Indonesia berharap tambahan dana ini dapat mempercepat deteksi kasus dan menjamin keberlanjutan pengobatan pasien TBC di seluruh wilayah.
“Dengan dukungan berkelanjutan dari mitra global, kami optimistis target eliminasi TBC 2030 bisa tercapai,” kata dr. Benny. [red]