Senin, 15 Desember 2025
Beranda / Berita / Aceh / Muda Seudang Minta Pemerintah Pusat Hadirkan Psikolog dan Psikiater Tangani Korban Trauma

Muda Seudang Minta Pemerintah Pusat Hadirkan Psikolog dan Psikiater Tangani Korban Trauma

Senin, 15 Desember 2025 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua TP PKK Aceh Marlina Muzakir menghibur anak-anak di pengungsian. Foto: humas pemerintah Aceh 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muda Seudang Aceh mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh segera menurunkan tenaga psikolog dan psikiater ke sejumlah lokasi pengungsian korban banjir bandang di Aceh.

Dorongan tersebut disampaikan menyusul banyaknya pengungsi, khususnya anak-anak, yang mengalami trauma psikologis akibat banjir bandang yang datang mendadak dan menghancurkan rumah serta lingkungan tempat tinggal mereka yang sebagian korban bahkan kehilangan anggota keluarga.

Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Wardah, mengatakan penanganan bencana tidak boleh hanya berfokus pada korban jiwa dan kerugian materi, tetapi juga pada dampak psikologis yang ditinggalkan.

“Kami turun langsung ke lapangan dan menemukan banyak anak mengalami ketakutan berlebihan, sulit tidur, menangis terus-menerus, dan menunjukkan tanda-tanda trauma. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Kehadiran psikolog dan psikiater sangat mendesak,” kata Wardah, Minggu (14/12/2025).


Berdasarkan data sementara posko tanggap darurat serta laporan kader Muda Seudang di berbagai daerah, ratusan ribu warga Aceh terdampak banjir bandang dan terpaksa mengungsi. Ribuan di antaranya merupakan anak-anak yang kini tinggal di pengungsian dengan keterbatasan fasilitas.

Wardah menilai penanganan bencana harus dilakukan secara menyeluruh. Selain pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, dan tempat tinggal sementara, pemerintah diminta memberi perhatian serius terhadap kesehatan mental korban, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, dan lansia.

“Trauma pascabencana bisa berdampak panjang terhadap tumbuh kembang anak. Jika tidak ditangani sejak dini, luka psikologis ini akan sulit dipulihkan,” tegasnya.

Selain meminta kehadiran tenaga profesional, pihaknya juga mendorong penyediaan ruang ramah anak di setiap lokasi pengungsian serta pendampingan psikososial yang dilakukan secara berkelanjutan hingga kondisi korban benar-benar pulih.

Muda Seudang berharap Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh, dan seluruh pemangku kepentingan bergerak cepat dan bersinergi dalam penanganan dampak pascabencana.

“Kami berharap negara hadir secara nyata bagi masyarakat Aceh yang sedang tertimpa musibah. Penanganan menyeluruh, termasuk aspek psikologis, adalah tanggung jawab kemanusiaan yang tidak boleh diabaikan,” tutup Wardah.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI