DIALEKSIS.COM | Semarang - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan memperketat pengawasan keselamatan angkutan umum jelang masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 dengan melakukan inspeksi keselamatan (rampcheck) langsung di pool bus.
Langkah ini menjadi strategi utama Ditjen Hubdat dalam memastikan armada yang beroperasi pada masa puncak mobilitas masyarakat memenuhi standar kelaikan jalan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan meninjau langsung kegiatan rampcheck di PO Rosalia Indah, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2025). Dalam kunjungannya, ia menegaskan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama operator, bukan sekadar persyaratan administratif.
“Bicara apapun, kalau sudah terjadi kecelakaan pasti membawa reputasi perusahaan dan merugikan penumpang. Rosalia Indah telah mempraktikkan SMK PAU dengan baik. Ini bukan hanya untuk memenuhi syarat, tetapi menunjukkan kepatuhan dan keseriusan terhadap keselamatan,” ujar Dirjen Aan.
Ia menyoroti masih adanya operator yang mengejar keuntungan tanpa memperhatikan aspek keselamatan. Menurutnya, pasar transportasi akan semakin selektif dan masyarakat akan memilih layanan yang memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan.
Kegiatan rampcheck di pool menjadi indikator kesiapan awal operator jelang lonjakan mobilitas pada periode Nataru. Proses ini mencakup pemeriksaan komponen penting seperti rem, ban, wiper, lampu, alat keselamatan, dan kelengkapan dokumen kendaraan.
“Kami ingin memastikan kendaraan yang dioperasikan laik jalan dan berkeselamatan, untuk meminimalisir fatalitas kecelakaan,” tambahnya.
Dirjen Aan juga menyoroti pentingnya pemeriksaan pra-operasional atau pre-inspection yang dilakukan rutin oleh perusahaan sebagai bagian dari Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum (SMK PAU). Ia mengapresiasi konsistensi Rosalia Indah yang telah menerapkan mekanisme ini secara mandiri.
Direktur Sarana dan Keselamatan Transportasi Jalan, Yusuf Nugroho, melaporkan hasil pemeriksaan terhadap 11 unit bus yang dilakukan hari ini.
“Dari 11 unit, 7 dinyatakan laik operasi, sementara 4 unit lainnya digantikan armada baru yang surat-suratnya masih dalam proses. Ini bukti nyata bahwa penerapan SMK PAU mendorong perusahaan untuk berkembang dan menambah investasi armada,” jelas Yusuf.
Menurutnya, temuan tersebut menunjukkan bahwa pengawasan internal perusahaan berjalan efektif dan mampu mencegah armada yang tidak memenuhi syarat untuk tetap beroperasi.
Direktur PO Rosalia Indah, FX Adimas Rosdian, memastikan bahwa pihaknya tidak hanya memerhatikan aspek teknis kendaraan, tetapi juga melakukan pembinaan terstruktur kepada awak bus.
“Selain inspeksi kelaikan armada, kami rutin memberikan pengarahan dan pembinaan awak bus. Pada peak season kami kumpulkan seluruh awak bus untuk mendapatkan pengarahan yang melibatkan Dishub dan kepolisian,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa keselamatan merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan dan menjadi nilai penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat.
Dirjen Aan berharap praktik baik Rosalia Indah dapat menjadi referensi bagi operator lain. Menurutnya, keselamatan tidak boleh dianggap sebagai pengeluaran, melainkan bagian dari manajemen risiko dan pembangunan reputasi transportasi darat nasional.
“Ke depan, kami ingin semakin banyak operator yang memprioritaskan keselamatan. Ini pondasi utama untuk pelayanan angkutan umum yang berkelanjutan,” tegasnya.
Ditjen Hubdat akan melanjutkan serangkaian rampcheck di berbagai titik hingga menjelang puncak arus Nataru sebagai upaya mencegah kecelakaan dan memastikan seluruh armada yang beroperasi memenuhi standar keselamatan. [*]